METODE PENELITIAN DALAM
PSIKOLOGI AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebenarnya
yang menjadi faktor pendorong penulis mengambil judul ini adalah sebagai
seorang mahasiswa khususnya yang akan mengambil gelar kesarjanaan, tentunya
metode-metode dalam penelitian,khususnya dalam psikologi agama sangat perlu
sekali, karena dengan adanya wawasan kita tentang suatu metode, mudah-mudahan
dapat membantu kita dalam melakukan penelitian nantinya.
2. Tujuan Penulis
Adapun
yang menjadi titik tolak tujuan bagi penulis dalam menulis makalah ini adalah,
agar semua mahasiswa termasuk penulis sendiri sama-sama mengetahui tentang
hakikat metode serta penggunaanya dalam penelitian-penelitian ilmiah lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI
AGAMA
Dalam uraian ini ada 2 kata yang harus
diketahui maknanya terlebih dahulu, yaitu, kata “metodologi” dan kata “metode”
. metodologi adalah suatu penelitian dan perumusan metode yang digunakan untuk
penelitian ilmiah. Sedangkan kata metode dapat diartkan sebagai cara kerja yang
sistematik dan umum, terutama dalam mencari kebenaran ilmiah.[1]
Metode pengajaran dan latihan didasarkan
atas pengajaran organik, artinya organisme manusia itu secara berangsur-angsur
tumbuh dan berangsur-angsur menanggapi
pengaruh lingkungan. Semakin besar dan semakin kuat tubuh anak, semakin berat
latihan dan semakin luas daerah latihan anak tersebut. Demikian anak mengenal dan dan berlatih
melalui pengalaman langsung tersebut. Peniruan adalah metode yang sangat
diutamakan, latihan-latihan diberikan dengan jalan menirukan perbuatan. Hal
demikian dilakukan bukan hanya pada pengajaran praktek, melainkan pelajaran
kejiwaan dan moral. Keberhasilan pengajaran dan latihan tergantung pada
ketepatan akan peniruan tersebut.
Jadi dalam pembahasan ini, kita
membicarakan tentang metode penelitian dalam psikologi agama : yakni suatu cara
kerja sistematik, umum, yang digunakan dalam psikologi agama dalam mencari
kebenaran ilmiah dalam rangka meneliti, menganalisa, aspek kejiwaan akan agama
seseorang.
Psikologi agama termasuk psikologi
khusus yang mempelajari sikap dan prilaku seseorang yang timbul dari keyakinan
yang di anutnya berdasarkan pendekatan psikologi.
Menurut Prof. Dr. Zakiah drajat,
psikologi adalah suatu ilmu yang meneliti pengaruh terhadap sikap dan tingkah
laku orang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang , karena cara
berfikir, bersikap, beraksi, dan bertingkah laku, tidak dapat dipisahkan dari
keyakinan , karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.[2]
1.
Metode
Penelitian Yang Digunakan Dalam Psikologi Agama
Sebagai disiplin ilmu yang otonom dan empiris,
psikologi agama juga memiliki metode
penelitian ilmiahnya melalui kajian terhadap fakta-fakta berdasarkan
data yang terkumpul dan dianalisa secara objektif. Dalam menerangkan
data-datanya, psikologi tak bole melampaui batas bidang pengalaman dalam arti
yang luas sehingga tak bisa untuk menunjuk kepada Tuhan dan Wahyu Nya dalam
menerangkan gejala-gejala religius yang dipelajarinya.
Oleh karena itu, dalam meneliti dan menerangkan
pengalaman serta tindakan manusia yang mengungkapkan religiusitas, seorang
peneliti harus melepaskan diri dari sikap yang tak dapat dipertanggung jawabkan
oleh ilmu pengetahuan empiris, terutama sikap sebagai orang beriman dan bersikap
sikap sebagai orang ateis. Dengan kata lain, seorang peneliti dalam hal ini
psikolog, secara metodologis harus mampu melepaskan diri dari keyakinan iman
dan ateismenya, sebab jika tidak demikian, penyelidikan menjadi menyimpang dari
ranah psikologi ke ranah teologis atau filosofis.[3]
Dalam penelitian psikologi agama, menurut zimbardo,
perlu diperhatikan antara lain :
1. Kemampuan
dalam meneliti kehidupan dan kesadaran batin manusia
2. Keyakinan
bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara empitis
3. Dalam
penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis
4. Tak
mencampur adukan antara fakta-fakta dan angan-angan atau perkiraan, khayali
5. Mengenal
dengan baik masalah-masalah psikologi dan metodologi nya
6. Memilih
konsep mengenai agama serta mngetahui metodologinya
7. Menyadari
tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama
8. Mampu
menggunakan alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiah
Dalam
meneliti ilmu jiwa agama sejumlah metode dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
1.
Dokumen
pribadi (personal document)
Metode ini di gunakan untuk mempelajari bagaimana
pengalaman dan kehidupan batin seseorang dalam keberagamaanya. Cara yang dapat
ditempuh oleh peneliti adalah
mengumpulkan dokumen pribadi orang per orang, baik dalam bentuk otobiografi,
tulisan, ataupun catatan yang dibuatnya.
Dikarenakan agama merupakan pengalaman batin yang
bersifat individual dikala seorang merasakan sesuatu yang gaib, dokumen pribadi
inilah yang dapat memberikan informasi
yang lengkap dan akurat selain catatan atau tulisan juga digunakan daftar
pertanyaan kepada orang-orang yang akan diteliti. Jawaban yang diberikan secara
bebas memberi kemungkinan pada responden untuk menyampaikan kesah-kesah batin
dalam keberagamaan yang diyakininya.
Dalam penerapanya, metode dokumen pribadi ini
dilakukan dengan berbagai cara atau tehnik, antara lain sebagai berikut :.[4]
a. Teknik
nomatitik
Nomatatik merupakan pendekatan psikologi yang
digunakan untuk memahami tabiat atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara
mencoba menetapkan ketentuan umum dari
hubungan antara sikap dan kondisi yang di anggap sebagai penyebab terjadinya
sikap tersebut.
Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari
perbedaan-perbedaan individu.
penerapannya, nomatik ini mengasumsikan bahwa pada diri manusia terdapat
suatu lapisan dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang
merupakan ciri umum kepribadian manusia. Ternyata dalam kajian ini manusia
memiliki sifat dasar yang secara umum sama, perbedaan masing-masing hanya dalam
derajat atau tingkatan saja.
b. Teknik
Analisis nilai (Value Analysis)
Teknik ini di gunakan dengn dukungan analisis sttistik data yang terkumpul di klasifikasikan menurut teknik statistik dan di analisis untuk di jadikan penelitian terhadap individu yang di teliti.
Teknik ini di gunakan dengn dukungan analisis sttistik data yang terkumpul di klasifikasikan menurut teknik statistik dan di analisis untuk di jadikan penelitian terhadap individu yang di teliti.
c. Teknik
Idiography
Merupakan pendekatan psikologis
yang digunakan untuk memahami sifat-sifat dasar (tabsat) manusia. Berbeda dengan
Nomatik Idiografi lebih
dipusatkan pada hubungan antara sifat-sifat yang dimaksud dengan keadaan
tertentu dan aspek-aspek kepribadian yang menjadi ciri khas masing-masing
individu dalam upaya memahamiseseorang.
d. Teknik
Penilaian Terhadap Sikap (Evaluation Attitudes Technique)
Digunakan
untuk penelitian terhadap biografi, tulisan atau dokumen yang ada hubungannya
dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap persoalan-persoalan
yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan kesadaran
agama.
2.
Kuestoner
dan Wawancara
Metode koestoner
dan wawancara digunakan untuk menyimpulkan data dan informasi yang lebih banyak
dan mendalam secara langsung kepada responden.
Kelebihan-kelebihan
metode tersebut adalah :
1. Memberikan
kemungkinan untuk memperoleh jawabanyang tepat dan segera, dan hasilnya dapat
dijadikan dokumen pribadi tentang seseorang, serta dapat pula dijadikan data
Nomatik.
Kelemahan-kelemahan metode kuestoner dan wawancara
sebagai berikut :
a. Jawaban
yang diberikan terikat oleh pertanyaan sehingga responden tidak dapat
memberikan jawaban secara lebih bebas.
b. Sulit
untuk menyusun pertanyaan yang mengandung tingkat relevansi yang tinggi.
Dalam penerapan metode kuestoner dan wawancara
dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Mengumpulkan
pendapat masyarakat (Publik Opinion Polls).
Teknik ini
merupakan gabungan antara kuestoner dan wawancara, cara mendapatkan data adalah
melalui pengumpulan pendapat khalayak ramai.
2. Slaka
Penelitian (Ratting Csale)
Digunakan untuk
memperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan khas dalam
diri seseorang berdasarkan pengeruh tempat dan keolmpok.
3. Tes
(Test)
Tes digunakan
untuk mempelajari tingkah laku keagamaan seseorang dalam kondisi tertentu untuk
memperoleh gambaran yang diinginkan biasanya diperlukan bentuk tes yang sudah
disusun secara sistematis.
4. Eksperimen
Teknik ini
digunakan sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus
yang sengaja dibuat.
5. Observasi
Melalui Pendekatan Sosrologi dan Anhtropologi
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan mempelajari sifat-sifat
manusiawi orang per-orang atau kelompok.
6. Studi
agama berdasarkan pendekatan Antropologi budaya
Cara ini
digunakan dengan membandingkan antara tindak keagamaan dengan menggunakan
pendekatan psikologi.
7. Pendekatan
terhadap perkembangan
Digunakan untuk meneliti mengenai
asal-usul dan perkembangan aspek psikologi manusia dalam hubungan dengan agama
yang dianutnya.
8. Metode
klinis dan Proyektivitas
Metode ini memanfaatkan cara kerja
klinis, penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa da
agama.
9. Metode
umum proyektivitas
Metode ini berupa penelitian dengan
cara menyadarkan sejumlah masalah yang mengandung makna tertentu. Selanjutnya
penelitian pemperhatikan reaksi-reaksi yang muncul dari responden.
10. Apersepsi
Nomotatik
Caranya dengan menggunakan
gambar-gambar yang samar. Melalui gambar-gambar yang diberikan, orang-orang
yang diteliti, diharapkan dapat mengenal dirinya.
11. Studi
kasus
Studi khasus dilakukan dengan cara
mengumpulkan dokumen catatan hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus
tertentu. Juga bisa dilakukan berbagai teknik.
12. Survei
Biasanya digunakan dalam penelitian
sosial dan dapat digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam hubungannya
dengan Organisasi dalam masyarakat.
Metode kuestoner dan wawancara, dalam kaitannya
dengan psikologi agama dapat digunakan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Kepentingan
pembahasan mengenai hubungan antara penyakit mental dengan keyakinan agama.
2. Dijadikan
bahan, guna membentuk kerja sama antara ahli psikologi dengan ahli agama.
3. Kepentingan
meneliti dan mempelajari kejiwaan para tokoh agama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode dapat diartikan sebagai cara kerja yang
sistematik dan umum, terutama dalam mencari kebenaran ilmiah
Psikologi agama termasuk psikologi khusus yang
mempelajari sikap dan tingkah laku seseorang yang timbul dari keyakinan yang
dianutnya berdasarkan pendekatan psiokologi.
Ada
2 metode penelitian dalam psiokologi agama :
1. Dokumen
pribadi (Personal Document)
2. Kuestoner
dan Wawancara.
B.
Saran
Hanya itu hasil makalah dari kami kelompok 4. Kalau
ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis berharap kritik dan
sarannya, demi kebaikan dalam perobahan terhadap makalah ini. Sehingga untuk
selanjutnya makalah ini jadiu lebih baik.
KEPUSTAKAAN
-
Drs. Bambang Arifin Syamsul, Psikologi
agama, CV. Pustaka Setia. Bandung, 2008
-
Prof. Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama,
Kalam Mulia, Jakarta, 2002
-
Dr, Drajat Zakiah, dkk. Metode
Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara, Jakarta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar